agan-gan semua, ini dia ada kelanjutan dari potongan novel kemaren:D
silahkan di baca dan di komen lagi:D
selamat membaca
1.2
jadi rider
Pada sore ini ketika matahari seakan
meninggalkan kota kami. aku pulang kerumah dengan perasaan takpercaya, aku
ingin membritahukan dan minta ijin kepada orang tuaku beserta adikku, setelah
sampai didepan rumah, aku memarkirkan motorku di halaman rumah.
Setelah itu aku berjalan masuk kedalam
rumah, diruang tamu aku melihat kedua orang tuaku dan adikku duduk dikusi
dengan santai sambil menikmati acara TV.
Akupun menyapa mereka dengan sopan,
mereka lalu membalas sapaanku , lalau aku duduk di samping merak yang ladi
santai nonton TV, lalu aku bebicara dengan perasaan senang.
“ibu, bapak, adek, aku
ada kabar gembira”
“kabar apa, apa kamu dapat pacar,
ternyata anak kita sudah bisa manklukan hati perempuan sekarang”
Ujar bapakku. Sambil menggati saluran
TV.
“ah bapak, bukan begitu pak, tapi aku
ditawarkan jadi pembalap national oleh pemilik team race RAZOR”
Ketika aku mengatakannya keluargaku
kaget dan heran.
“yang benar ka”
Dengan perasaan kaget adikku bicara.
“ia benar dek, tadi pas ketika aku
selesai nonton balapan di circuit aku ditemui oleh beliau diparkiran motor,
beliau langsung menawarkan aku jadi pembalapnya”
“yang benar ka, tapi bapak itu tidak
salah pilih, karena kaka adalah pembalap yang sangat berbakat”
Hah kenapa adikku bisa mengatakan itu,
apa dia tau aku sering memakai circuit untuk hobiku yang suka akan kecepatan.
“apa kamu pernah melihat kakak kamu
balapan”
Ibuku berkata dengan nada sedang.
“tidak sih bu tapi”
Ternyata adikku tidak tahu.
“tapi apa”
Dengan rasa penasaran ibu
mengucapkannya.
“maaf ya ka, kali ini rahasia kaka yang
kaka simpan sendiri selama ini akan kuceritakan kepada orang tua kita”
Ketika mendengar ucapan adiku aku semakin
terdiam saja, tapi kenapa adik tau tentang hobiku itu, padahal aku tidak pernah
mengatakan kepada orang lain maupun teman-temanku, dan adikku melanjutkan
pembicaraanya.
“gini bu, kakaku ini mempunyai hobi yang
suka kecepatan, dan kakaku ini sering menyalurkanya dengan memakai circuit
balap untuk itu, dia memakai motornya sendri dan dia melintasi lintasan sendiri
juga”
Ketika kedua orang tuaku mendengarkan
adikku bicara mereka memasang wajah kaget dan cemas tehadapku, lalu aku merasa
gugup akan mendengan ucapan ibu yang akan memarahi aku.
“Rafi apa benar yang
dikatakan adikmu ini”
“ia bu, tapi dari pada aku balapan
dijalan lebih baik aku di lintasan resmi”
Dengan gugupnya aku ucapkan.
“ibu dan ayah sebenarnya tidak apa,
asalkan kamu tidak balapan dijalan raya, tapi kamu jujur dong dengan kami”
Mendengar ucapan ibu aku jadi lega. Dan
aku sangat bersuyuk mendengarnya, keluargaku emang baik dan selalu mensuport
anak-anaknya.
“ia bu, aku akan jujur lain kali”
Setelah aku mengatakan itu ibuku bicara
lagi.
“terus kamu mau jadi pemblap”
“aku mau mikirkannya lagi dan aku mau
minta ijin kepada kalian semua”
Dengan nada sedang aku ucapkan.
“kalo kamu mau tidak
apa-apa, sapa tau kamu bisa jadi pembalap no 1”
Mendengar perkataan ibuku aku tambah
senang lagi, ternya aku diperbolekan jadi pembalap, tapi kalo jadi no1 aku
tidak memikirkannya.
“maaf yah ka”
Dengan nada sedang dia ucapakn dan
sambil tersenyum.
Adiku ini buatku jantungan saja, tapi
kenapa adikku tau, akupun bicara kepada adiku yang tau tentang hobiku ini.
“kenapa kamu tau tentang
hobiku ini”
“ seminggu yang lalu, akukan jalan-jalan
dan ketika itu aku didekat circuit dan mendengar kenapa ada suara mesin di
lintasan, padahalkan tidak ada sesi latihan balap pada waktu itu”
“Jadi aku masuk dan tenyata melihat
motor kakak yang lagi melintasi lapangan, aku kira itu bukan kakak tapi aku
penasaran dan aku terus mengawasi oarang yang memakai motor itu sampai selesai”
“Dan tenyata ketika oarang itu membuka
helm ternyata itu kakak, dan aku memutusakan tidak mengatakan kepada semua
oarang tentang semua itu”
Kukira adiku tau dari mana ternyata di
tahu dengan sendirinya.
“ehm, bagus deh kalo
kamu tidak ngasih tau orang lain”
Setelah aku bicara itu aku menuju
kamarku, akupun masuk kamar, dan menjatuhkan badanku kekasur yang lumayan
empuk, di situ aku memikirkan apa ini semua nyata, dan aku kepikiran lagi
tentang anak bapak Hardy yang ku lihat dicafe.
Apakah aku akan sering ketemu dengan
anak beliau, aku pun beristirahat sejenak lalu aku beranjak dari situ untuk
kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Kekesokan harinya aku, pada saat aku
bangun tidur aku merasakan cahaya sinar matahari yang hangat menembus diniding
horden yang masih trtutup, lalu aku melihat jam dinding, dan untung aku tidak
telat bagun.
Akupun beranjak dari tempat tidur dengan
perasaan masih ngantuk dan menguap sebentar, lalau aku mengambil handuk di
kamarku lalu keluar menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku kembali
kekamar untuk memakai seragam sekolahku.
Setelah selesai memakai seragam sekolah
aku kedapur untuk sarapan pagi, di meja makan suadah ada kedua orang tuaku dan
adikku siap makan, lalu aku mengabil tempat duduk, dan ibu berkata.
“apa kamu kamu mau jadi
pembalap”
“mau bu, setelah sarapan aku akan
menelpon bapak Hardy pemilik team race RAZOR”
Dengan nada sedang aku menjawab
pertanyaan ibuku dan sambil meminum susu yang ada dihadapanku, jujur sekarang
aku masih suka munim susu karena aku merasa kalau aku minum susu aku akan
mendapatkan stamina lebih untuk menjalankan aktifitas sehari-hari.
“ehm, kalau ada jalan
seperti ini kenapa tidak di coba”
Itulah yang ibuku katakana. Setelah
seleai sarapan aku lansung menelpon bapak Hardy, karena waktu masih banyak lagi
untuk pergi kesekolah, akupun mengambil handphonku dan memencet nomor handphon
bapak Hardy yang ada di kartu nama beliau, lalu terdengar suara.
“halo, dengan siapa yah ini”
Aku mengengar suara bapak Hardy dengan
jelas.
“ini saya pak, Rafi, orang yang kemaren
bapak temui di parkiran circuit balap”
Keteika aku mengatakan itu bapak Hardy
lansung bicara.
“oh kamu Rafi, terus apa kamu mau dengan
tawaran saya”
“saya mau pak, tapi kapan kita ketemuan
pak”
“kalo ketemun kamu bisa tidak sore ini
rumah saya, disitu aku akn mengenalkan orang yang bekerja dengan saya di dalam
team race razor”
Ketika aku mendengar itu aku sangat
senang, karena aku akan menemui anak beliau yang sangat cantik dan manis.
“ia pak saya bisa sore
ini kerumah bapak”
Stelah selesai percakapan itu aku keluar
dan mengendarai motor kesekolah, ketika di jalan aku kepikiran dengan anak
beliau yang begitu cantik dan manis, tenyata aku emang suka dengan anak beliau.
Setellah samapai di sekolah aku memarkikan motorku.
Akupun berjalan menuju kelas, dan ketika
istirahat aku dan taman-temanku ada di kantin sekolah, seperti biasa kami
selalu mengambil tempat di pojok kanan, dan dimeja kami sudah tersedia the
botol, setelah aku meminum tehbotol aku memulai pembicaraan.
“aku ada berita
gembiranih”
“berita gembira apa, brita gembira ini
apa untuk kita semua atau untuk kamu saja”
Itulah yang Riqi katakana sambil meminum
teh botaolnya.
“sebeneranya ini untuk aku sih”
Setelah aku mengatakan itu teman-temanku
memasang senyuman pahit.
“terus apa beritanya”
Dengan nada sedang Tata ucapkan.
“aku ditawarkan jadi pembalap team Razor”
Setelah aku mengatakan itu mereka
tercengan akan ucapanku.
“serius kamu Rafi”
Dengan perasaan tak percaya Tata
ucapkan.
“jangan becanda yah”
Riqi mengucapakanya dengan nada sedang.
“ia ini serius, kemarin sesudah nonoton
balapan, bapak Hardy menemuiku, beliau menawarkan aku jadi pembalapnya”
Dengan perasaan senang aku ucapkan.
“terus apa kamu lansung mau”
Tata mengucapkannya dengan nada sedang.
“saat itu aku akan memikirkanya dulu”
Saat aku mengatakan itu Riki lansung
berkata dengan nada seakan tidak senang.
“ah kamu ini, jaual
mahal amat”
“buakanya aku jual mahal, akukan mita
ijin dulu dengan orang tuaku”
Dengan nada rendah aku ucapakan. Setelah
itu aku mendengar suara dari belakang.
“emangnya bapak yang ngajak kamu jadi
pembalapnya itu pernah liat kamu balpan tidak”
Stelah aku melihat kebelakang tenyata
Kirana yang bicara seperti itu dan dia duduk disampingku.
“gimana yah menjelaskannya”
“tidaka usah dijelasakan, kami tahu soal
hobi kamu itu”
Apa teman-temanku tahu tentang hobiku,
apa adikku yang bilang kepada teman-temanku, tapi tidak mungkin, adikku bilang
tidak membritahukannya kepada orang lain.
“kalo boleh tau hobi Rafi itu apa”
Kirana mengucapkanya dengan nada rendah.
“Rafi itu mempunyai hobi memacu motor
dengan kecepatan tinggi, tapi tidak di jalan raya dan dia memacu motornya di
circuit balap”
Itu lah yang Tata ucapakan. Dan itu
membuatku tekaget.
“apa circuit di perbolehkan dipakai
untuk umum”
Kirana mengucapkannya dengan nada
sedang.
“kalau untuk umum sih tidak, tapi aku
tidak tau kenapa Rafi bisa memakai circuit, soalnya aku tidak pernah
menanyakanya, kami juga tidak pernah diceritakan tentang hobinya itu, lebih
baik kamu menanyakanya pada Rafinya sendri”
Tata mengucapkanya dengan santai.
“gimana Rafi”
Seyelah Kirana mengucapakan itu aku
menjawab pertanyaannya.
“aku dapat ijin dari pemilik circuit dan
itu kudapatkan dengan susah payah, tapi kenapa kalian tahu tentang hobiku”
“beberapa hari yang lalu aku mencarimu,
setelah kuSMS tidak dibalas, ku telphon tidak di angkat, dan kuputuskan kerumah
kamu”
“ternyata kamu tidak ada dirumah, dan
aku dikasih tau adik kamu biasanya kamu sore-sore ada di circuit, sebenarya aku
penasaran kenapa kamu sore-sore ada di circuit”
“dan setelah aku kecircuit aku melihat
kamu lagi melintasi circuit, setelah itu aku pergi, dan aku bertanya pada Riqi,
ternyata dia tidak tahu juga, kenapa kamu tidak pernah cerita kekami tentang
hobi kamu”
Pantas saja beberapa hari yang lalu
setelah aku selesai melintasi circuit aku melihat hanphonku ada sms dan ada 5
panggilan tak terjawab dari Tata.
“aku merasa itu tidak penting
diceritakan”
Setelah aku mengucapkan itu Riqi
langsung bicara.
“kamikan teman kamu”
“sudah, itukan hak dia”
Dengan nada rendah tata mengucapkanya
“kaliankan teman jadi jagan meributkan
masalah sepele seperti itu”
Kirana mengucapkan itu dengan nada
sedang.
Aku meresa senang kalau dia membelaku,
dan setelah kulihat wajah Riqi dia mulai menerimanya.
“terus apa aku sudah dapat ijin dari
orang tua kamu”
Dengan nada rendah Riqi ucapkan.
“aku sudah dapat ijin dari orang tuaku,
dan rencanaya aku akan kerumah bapak Hardy sore ini”
Seyelah aku mengucapkanya Tata lansung
mnyahut ucapanku.
“berarti kamu akan ketemu dong dengan
anaknya bapak Hardy yang cantik dan manis itu”
“mungkin”
Aku katakan dengan santai.
Beberapa lama percakapan itu berlangsung
terdengar bell berbunyi yang mempertandakan jam pelajaran baru akan dimulai,
kamipun lansung meniggalkan kantin dan berjalan kekelas kami.
Setelah pelajaran disekolah selesai
akupun pulang kerumah dengan perasaan tidak sabar ingin ketemu dengan bapak
Hardy dan anaknya yan cantik dan manis, setelah sanpai dirumah aku menggati
pakainku, aku menggunakan kemeja yang rapi dan celana jeans.
Setelah selesai berpakaian aku pamitan
dengan orang tuaku dan aku berangkat kerumah bapak Hardy, di jalan aku
merasakan kegugupan yang luar bisa karena aku akan bertemu perempuan yang cantik
dan manis yangku kagumi.
Setelah aku sampai didepan rumah bapak
Hardy aku melihat sebuah rumah yang sangat besar, dan aku dibuat terkagum akan
kemegahan ruhah itu, tidak lama setelah itu ada seorang penjaga yang keluar,
dia mengunakan seragam seperti satpam dan dia bertanya kepada ku.
“Rafi bukan”
“ia pak saya Rafi”
Dengan sopan aku ucapkan.
“kamu sudah ditunggu didalam”
Ketika penjaga rumah mengucapkan itu,
aku diminta masuk dan penjaga itu berjalan didepanku akupun mengukutinya, aku
melihat sebuah halaman yang luas dan dipenuhi taman bunga mawar.
Ternyata pandaganku terhenti pada sebuah
titik, yaitu sebuah motor, dan setelahku ingat itu adalah motor yang membuatku
hampir jatuh ketika aku mau pulang dari café.
Apa anaknya bapak hardy yang
mengendarainya kalau bapak hardy tidak mungkin, beliaukan biasanya memakai mobil,
apa anaknya yang perempuan itu, itu juga lebih tidak mungkin, diakan perempuan.
Setalah itu memasuki pintu yang sangat
megah dan kelihatan mahal, rumanya memilki dua tenigkat ketika aku melihat
ruangannya, tenyata ruagnya sangat besar dan aku melihat ornament-ornament yang
sangat megah dan berkelas.
Lalu aku duduk dikursi yang sangat empuk
dan kelihatan mahal, dan tidak lama bapak hardy datang dengan kru-kru teamnya,
beliau membawa sebuah kertas yang mungkin adalah kontarak untuk aku, dan beliau
berkata.
“ini kotrak untuk kamu, tapi silahkan
dibaca dulu debelum menandatanganinya”
“ia pak”
Dengan gugup dan terpukau akan kemegahan
rumah ini. Setelah selesai aku membaca isi kontaraknya aku melihat seorang
pembantu yang datang membawakan minuman kehadapanku, tapi ketika aku melihat ke
atas aku meliha sesosok perempuan yang sangat cantik dan manis melihat
kearahku, akupu membalas melihatnya tapi dia langsung pergi.
“ada apa Rafi”
Bapak Hardy brbicara denganku dengan
nada rendah.
“tiadak apa-apa pak”
Itulah yang kukatakan dengan gugup.
Sebenarnya aku melihat anak bapak yang
sangat cantik dan manis dia atas.
“silahkan di tanda
tangani kontraknya”
Ketika bapak Hardy mengatakanya aku jadi
gugup. Setelah ku tandatangani aku merasakan jalan menjadi seorang pembalap
sudah dimulai dan aku harus serius berlatih supaya bapak Hardy tidak kecewa
terhadapku.
“bapak hampir lupa membritahukan, kamu
bisa latihan kapan saja latihan dicircuit dimana kamu sering memakainya”
Ketika bapak Hardy mengatakan itu
langsungku jawab dengan sopan.
“ia pak besok saya akan
latihan”
“bagus deh, besok kamu akan memakai
motor dari team untuk latihan, janagn memakai motor kamu, kesian motor kamu
dipaksa untuk melaju cepat”
Dengan wajah yang tertawa kecil bpaka
Hardy mengucapkanya, dan aku membalasnya dengan sopan.
“ia pak”
Dengan tertawa kecil
aku ucapkan.
Keesoakan harinya pada sore hari di
cicuit aku latiahn, aku melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan aku
merasakan perbedaan mesin dengan motorku biasanya, aku merasakan kecepatan yang
lebih tinggi dan lebih ringan tarikanya.
Akupun terus menambah kecepatan sehingga
angin yang behembus kencang dari depan menuju seluruh badanku, ketika melaju
dengan kecepatan yang sangat cepat, dan lagi-lagi aku teringat tentang kejadian
setahun silam yang mengakibatkan teman-temanku meninggal dinia.
Akupun memperlambat sedikit laju motorku
tapi aku merasa ada sebuah cahaya putih yang menuju kearahku, aku berpikir apa
ini pertanda akan datangnya malaikat maut datang menjemputku, tapi kenapa pada saat
ini, saat aku mau memulai semua ini, apakah ini takdirku, akupun masuk kedalam
cahaya itu.
Minggu, 02 Juni 2013
another world
ini ada potongan novel yang saya buat sendiri:D , munkin novel ini masih
kurang bagus, jadi mohon dimaklumi:), tolong kasih saran dan kritik ya
agan_agan semua dan apabila ada kesamaan nama atau cerita, mohon maaf
sebelumnya.
"di novel ini menceritakan tentang seorang anak laki2 yang awal mulanya
jadi pembalap terus, dia di tarik kepelanet lain karena ada suatu
kejadian, dan dia dirmalkan menjadi seorang penyelamat alam semesta"
JENRE: Drama, Action, Komedi, supernatural
ANOTHER
WORLD
1.1
Awal kehidupan
Namaku RAFI ANJELOIES, aku adalah anak
SMA kelas 3, aku memeliki tinggi badan 175cm, bertubuh atletik, bermata coklat,
berambut hitam.
Saat ini aku balapan dijalan raya dengan
teman-temanku, kami melaju kencang dangan kecepatan sangat tinggi, aku
merasakan hembusan angin yang begitu kencang dari arah depan mengghantam
wajahku, tapi aku terus menambah kecepatan motorku, mobil-mobilpun kami lewati
dengan kecepatan tinggi, lampu lalulintas yang berwarna merahpun kami abaikan.
Kami
terus maju kedepan dengan kecepatan tinggi, aku berada di depan teman-temanku,
tapi aku terus saja menambah kecepatan motorku munggkin hingga sampai batasnya,
dan aku merasakan keanehan pada motorku dan aku merasa mesin motorku tidak
sanggup denagan apa yang kulakuan ini.
Tetapi aku tetap saja menambah
kecepatan, tidaklama kejadian ini berlangsung motorku mendadak berhenti, sehingga
teman-temanku dibelakang yang melaju sangat cepat menghindariku, yang berakitbatkan
merka menabrak torotoar.
Seketika aku bangun dari tidurku, dan ternyata
itu hanya mimpi yang merupakan ingatanku setahun yang lalau, akupun terkejut dan
aku menguap sebentar, ketika aku melihat kejendela yang masih tertutup oleh
horden.
Aku merasakan sinar cahaya matahari yang
hangat masuk menembus horden yang masih tetutup, terus aku berjalan mendekati
jendela yang masih tetutup dan memebukanya dan aku merasakan cahaya matahari
yang menyapa wajahku dengan hangat, setelah aku sadari ternyata mataharinya
sudah agak tinggi, setelah itu kuliat jam, ternyata pukul 7 pagi.
Tidaaaaak tidaaaak….. ternyata aku telat
bangun, aku pun lansung berranjak dari tempatku berdiri, aku lansung pergi
kekamar mandi dan kakiku membenntur ujung meja yang dekat dengan pintu kamarku,
aku merasa kesakitan dibuatnya tapi aku menghiraukan rasa sakitku, apkupun
terus bejalan kekamar mandi.
Kamar mandi yang keluargaku miliki bisa
saja tidak ada yang istimewa, karena kami bukang orang yang tebilang kaya, ketika sampai di kamar mandi, aku langsung
mengambil air untuk berkumur-kumur, setelah itu ku ambil pasta gigi dan sikat
gigi.
Setelah aku mengambil, aku langsung
sikat gigi, setelah selesai sikat gigi aku lansung mengambil air dibak mandi
untuk mandi, aku merasakan air yang mengalir ditubuh sangat menyegarkan tubuhku
ini.
Sebenarya teman-temanku tewas pada waktu
itu, aku melihat mereka merasakan kesakitan kerena kepala mereka mengalami
benturan yag sangat keras, setelah selesai mandi aku langsung kekamarku untuk
sisiap ke sekolah
Aku mulai mengambil pakaian yang sudah
kusiapkan tadi malam, aku mengenakan pakaianku sambil melihat dirku yang ada di
cermin, setelah aku selesai berpakaian, aku lanasung menuju dapur untuk sarapan
pagi.
ketika sampai didapur aku meliahat orang
tuaku dan adikku sudah duduk di meja makan, aku pun langsung mengambil tempat
duduk di samping kanan bapakku, disamping kiri bapak ada ibu yang sedang
menyiapakan makanan, disamping kananku adikku duduk dengan sanatai.
Namanya adalah REZA ANJELOIES sekarang adiku dududk di kelas 3 SMP, dia
mempunyai tinggi kira-kira 167cm, dia memiliki mata coklat, berambut hitam,
akupun langsung mengambil makanan yang
ada dimeja, aku makan denagan cepat karena apabila aku tidak cepat aku akan
telat masuk sekolah, aku merasa diriku seperti orang yang tidak makan selama 1
bulan, ibuku yang melihat aku makan dengan cepat langsung menegurku.
Ibu ku menegurku dengan agak sedikit
marah.
“ pelan dikit dong
makannya, kaya di kejar orang sekampung aja ”
Akupun langsung menyahut dengan nada
yang sopan.
“ maaf bu, saya agak sedikit telat nih ”
Setelah ibuku mendengar allasanku ibuku
pun berkata dengan nada sedang.
“ biarpun agak telat,
tetap kalo makan jangan cepat kaya gitu”
“
ia bu”
Aku bebicara dengan mulutku yang penuh
makanan. Padahal aku sangat jarang telat bangun tapi munkin epek dari kelelahan
saja.
Setelah selesai makan aku langsung
pamitan dengan orang tuaku, akupun langsung mengambil motor yang ada dihalaman
untuk pergi kesekolah, dijalan aku ngebut karena kalau aku mengendarai dengan
santai aku akan telat masuk sekolah.
Bisanya aku mengendarai sepedamotor
dengan santai kalo aku tidak telat, setelah samapai ditempat parkir sekolah aku
melihat satpam yang hendank menutup gerbang sekolah, itu pertanda bahwa jam
pelajaran akan dimulai, aku merasa lega setelah melihat gerbang masih terbuka.
Akupun langsung turun dari motor dan
bergegas menuju gerbang, untung pada saat itu aku sempat untuk masuk gerbang
yang hanya tsetengahnya tertutup, dan aku lansung menuju kelas untuk mengikuti
pelajaran, pada saat dikelas ternyata gurunya belum datang, dan aku mengambil
tempat dudukku yang ada di ujung pojok kanan dekat jendela.
ketekia aku mengambil tempat duduk, ada
seseorang yang masuk dan mengucapkan “selamat pagi”, setelh kuliat, dia adalah
ibu wali kelas kami dengan berseragam dinas, beliau bisa dikatakan cantik,
mempunyai tinggi sekitar 170cm, bertubuh lansing, bermata coklat, berambut
hitam dan kamipun lansung mengucapkan
“selamat pagi bu”,
“kita akan memulai pelajaran hari ini”
denagn semangat walikelas kami
mengatakannya.
Pada saat jam istirahat aku duduk
dibangku taman sekolah yang ada di bawah pohon besar, pada saat itu aku
sendirian dan tidak ada teman-temanku, munkin mereka sedang kekantin untuk makan
siang, kerena aku mersakenyang aku tidak kekantin dan hanya berdiam diri
disini.
Ditaman ini aku melihat banyak orang
yang membaca buku, entah itu komik ataupun buku pelajaran, setelah itu
terdengar suara telapak kaki ditanah dari belakangku dan orang itu mendekatiku
dan lansung menutup mataku dengan kedua tangannya dari belakangku, akupun
terkejut dibuatnya, setelah itu dia berbicara.
“ayo tebak aku siapa”
Itulah yang dia katakana. Aku tau ini
suara Kirana teman sekelasku, tapi kenapa dia ada disini, apa dia tidak
kekantin untuk makan siang.
“ ah jangan becanda deh
Kirana”
Dengan nada tak bersemangat aku
mengatakanya.
Diapun melepaskan tanganya dan aku berpaling
melihat wajahnya, aku meliha mimic wajah yang kecewa, sebenarnya dia manis,
memiliki tubuh tinggi dan langsing seperti model, memiliki rambut hitam panjang
berponi manis, memiliki mata biru yang indah, dan dia duduk disamping kananku
dengan manis,
“Rafi gak asyik ah,
akukan ingin becanda saja”
Dengan nada agak sedikit ngambek dia
ucapkan.
Aku tau dia ingin becanda deangnku tapi
aku lagi malas.
“ia aku tau, tapikan tidak sperti ini
juga”
Dengan perasaan memaklumi kukatakan,
“terus gimana, apa aku harus dorong kamu
supaya jatuh, atau kuangkat kursinya dari samping”
Dengan mimic wajah yang ingin ketawa dia
mengatakanya.
“Kalau kaya gitusih kayanya kamu ingin
ngerjain aku”
“tidak segitunya juaga kali”
Itulah yang kukatakn dengan nada rendah.
“terus tadi kamu emangnya mikirkan apa,
apa memikirkan yang hal jorok yah, ayo ngaku”
Dengan perasaan ingin tau dia katakana
dan sambil cenge-ngesan.
“ya tidak lah, aku
hanya memikirkan sesuatu yang tidak ingin kamu tau aja”
Dengan nada sedang aku ucapkan, padahal
aku tidak memikirkan apa-apa,
“aku hanya meliha orang-orang saja
disini”
“ah kamu ini gak asik
maen rahasian denganku”
Denga perasaan kecewa di mengucapkannya,
hehehe tenyata dia penasaraan.
“tidak aku tidak memikirkan apa-apa ko,
aku memikirkan kamu saja, eh gak ko Cuma becanda aja”
Dengan nada sedang aku ucapkan. Ah
kenapa aku bisa mengucapkan itu, ada apa denganku, aku tidak berniat
mengucapkan itu, dan aku melihat wajah Kirana yang merah.
“ jika itu benar gak
apa ko”
Dengan wajah yang masih merah dia
mengucapkannya. Aku tidak tau apa yang dia maksud dan akupun langsung menganti
topic pembicaraan dan berkata.
“apa kamu tidk pergi kekantin, inikan
jammakan siang”
“tidak… aku masih kenyang, jadi tidak
pergi kekantin”
Itulah yang dia katakana.
“eheeem… jadi gitu”
Dengan nada sedang aku mengucapkanya.
“terus apa kamu tidak lapar juga”
Dengan perasaan ingin tau dia ucapkan.
“sama aku tidak lapar juaga, jadi aku
santai disini”
Aku mengucapkanya dengan nada sedang.
“bagusdeh.. jadi temani aku yah disini”
Dengan perasaan senang di ucapkan. Aku
juga mersa senang jika ada yang menemaniku disini dan aku tidak mersa bosan.
Setelah 15menit berlalu aku mendengar
suara belberbunyi yang menandakan bahwa kelas akan dimulai, kamipun berjalan
menju kelas yang tak jauh dari taman, kami masuk kelas dan ternyata setengah
teman-temanku sudah duduk dikursi dengan santai.
Lalu kami mengambil tempat duduk, tempat
duduku sebelah kirinya dan itu berada diujung pojok kanan dekat dengan jendela,
setelah itu barulah teman-teman sekelasku berdatangan, dan tidak lama setelah
itu ibu guru juga masuk, pelajaran pun dimulai.
Setelah selesai pelajaran di sekolah akupun
pulang kerumah untuk ganti pakaian, setelah itu aku langsung ketempat latihan
balap motor, sebenarya aku masih terauma memacu motorku dengan kecepatan tinggi
tapi satubulan yang lalau aku mengalahkan rasa traumaku, dan aku menyalurkan
hobiku di circuit balapini, aku kesini pada dasarnya keluarga dan teman-temanku
tidak ada yang tahu.
Aku memakai circuit ini itupun misalkan
para pembalap tidak ada latihan, dan pada saat ini tidak ada yang latihan,di
circuit ini padahal bukan untuk umum, tapi jika dapat ijin dari pemiliknya maka
tidak apa-apa, tapi karrena aku pernah minta ijin dari pemiliknya dan aku akrab
denagn penjaganya sehingga aku bisa memakainya.
Pada dasarnya juga aku tidak tau gimana
caranya tapi aku minta petunjuk dengan penjaga disini, dan akun diberikan
kertas seperti brocure pada umumnya tapi disitu ada perintah untuk mengisi
bioadata dan semacamnya.
Setelah aku selesai mengisi semua data
yang dibutuhkan aku mengirimnya ketempat pemilik lapangan ini lewat kantorpos,
setelah seminggu lamanya aku mendpat balsan dari pemilik lapangan dan aku
diijinkan untuk memakainya, saat ini ketika aku mau ketempat penjaganya aku
melihat beliau nonton TV.
Penjaga ini kalo sama aku orangnya baik,
ramah, padahal mukanya agak sedikit sangar, kalo sama orang lain dia agak
sedikit pemarah, sebenarnya sih penjaga ini pada awalnya juga kaya gitu, tapi lama-kelaman
dia baik juga sama aku, aku pun lansung berbicara dengan penjaganya,
“serius amat nih kayanya”
Itulah yang ku katakn kepada beliau
dengan nada rendah.
“ia
nih de, di TV lagi serius bicarain tentang pejabat yang korupsi, mau make
lapangan lagi yah”
Dengan perasan agak sedikit kaget dia
berbicara.
“bapak tau aja sih”
Dengan perasan agak malu aku
menjawabnya. Sebenarnya aku sudah sering kesini dan aku juga sering berbicara
dengan beliau disisni.
“silahkan de”
Itulah yang beliau katakan.
Setelah aku dapat ijin dari penjaganya
aku lansung pake motorku untuk melintasi circuit, sebenarnya itu untuk
mengompirmasi kalo aku yang makai lapangan, akupun sanang menikmati kejadian
ini, aku berpikir daripada ngebut-ngebutan di jalan lebih baik aku kecircuit
untuk melampiaskannya.
Aku merasakan adrenalin yang mengalir
didalam tubuhku, ketika aku menambahkan kecepatan aku merasa sangat senang
melibihi apapun, tapi secara tidak sengaja aku mengurangi kecepan kaerana aku
mengingat kejadian 1 tahun yang lalau yang membuat taman-temanku mati dihadapanku
karena kesalahanku.
Tidaklama setelah itu aku selesai
memakai lapangan dan ketempat parkir bersama motor kesayangnku, disini aku
memakai motor sendiri yang mesinya kumodipikasi sendiri, padahal aku bukan
orang yang jenius atupun pintar, tapi aku mengerti masalah mesin sediki dari
majalah-majalah tentang motor balap,
Kesokan harinya, setelah pulang sekolah
aku beserta teman-temanku pergi kecircuit untuk melihat para pembalap yang
sedang latihan, namanya adalah Tata, dia orangnya baik,mempunyai tinggi badan
kira-kria 170cm, bermata coklat, berambut hitam, dan Riqi, orangnya baik, mempunyai tinggi
badan 169cm, memeliki mata yang berwaran coklat, berambut hitam.
Setelah sampai kami langsung berdiri di
samping circuit, aku melihat seorang pembalap yang sedang sedang latihan, dia
mengunakan peralatan blapan yang lenkap, setelah memasuki cercuit dengan cepatnya
dia melintasi lapangan, aku merasa kecepatan orang itu tidak kalah dengaku, dan
jika aku latih tanding denganya mungkin kami akan mencatat waktu yang sama atau
dia yang diatasku.
“ wow hebat banget tu orang ”
Dengan perasaan kagum Tata
mengucapkanya.
“ ya ialah, diakan pemblap no satu di
sini ”
Dengan nada yang biasa Riqi
mengucapkannya,
“ oh ”
Dengan perasaan seakan tidak tertarik
dengan pemblap itu aku mengucapkannya.
Setelah selesai melihat latihan para
pembalap kamipun lansung pergi kecafe yang biasa kami nongkrong, cafe yang kami
singahi ini bernama Race Café yang mempunyai dua tingakat dan bersuasana ala
alat perlenkapan balapa.
Di dalam café tedapat bermacam-macam
alat pelengkapan balap, selain cafe disini bisa memesan pelengkapan balap,
seperti acecoris motor, pengaman pengaman motor dan lain-lain unutuk
perlengkapan motor, setelah sampai dicafe kami mengambil tempat dipojok kanan
dekat dengan dengan kaca.
Sehingga kami dengan mudah memandang
keluar, akupun langsung mengambil tempat duduk, disamping kananku Tata duduk
dengan santai, di samping kanan tata Riqi juga duduk dengan sanatai, tidak lama
kemudian seorang pelayan datang membawa daftar menu ditangan kananya, dan berkata.
“mau pesan apa yah”
Dengan nada sopan pelanyan bertanya
kepada kami.
“ saya pesan kopi”
Aku menjawab dengan santai, kopi adalah
kesukaanku dan aku sering minum kopi ketika santai.
“kalian pesan apa”
Pelanyan bertanya kepada teman-temanku
dengan nada sopan.
“kami pesan kopi juga”
Itulah yang Tata katakana dengan sopan.
Setelah pelayan tadi pergi aku bertanya
kepada Tata.
“giman kalo aku jadi pembalap”
Dengan perasanan sedikit kaget dan ingin
tertawa tata menjawab.
“ hehehe emang bisa
kamu jadi pembalap”
Dengan perasaan seakan tak percaya Riqi
langsung berbicara.
“gak usah deh jadi pembalap, kalo kamu
emang mau jaddi pembalap sih gak apa-apa, tpi kamu pernah gak latian”
“ia sih, tpi aku mau
jadi pembalap beneran”
Itulah yang kukatakan. Aku emang sering
memakai lapangan balap tapi itu bukan untuk jadi pembalap melainkan hanya
hobiku saja memacu mototr dengan kecpatan tinggi.
Daripada aku ngebut-ngebutan di jalanan
dan itupun akan menggangu pengguna jalan dan keselamatan pengguna jalan,
sejujurnya aku juga tidak tetarik jadi pemblap, tapi kalo takdirku jadi
pembalap tidak apa juga.
Tata pun langsung bicara dengan perasaan
menyemangatiku
“kalo kamu mau, kenapa gak di coba, kali
aja ada jalannya”
Aku merasa senang karena taman-temanku
mendukung keinginanku, tidak lama setelah pembicaraan kami selesai, pelayanpun
datang membawa pesanan kami tadi.
“ini de pesanannya”
Dengan sopan pelayan menaruh pesanan
kami di meja.
“ia mas, makasih”
Akupun menjawab dengan sopan.
Setelah pelayan meletakan pesannaan
kami, pelayanpun pergi, lalu Tata yang disamping kananku meminum kopi yang
dipesannya tadi dengan santai, aku memandang keluar dan berpikir apa mungkin
aku bisa jadi pembalap, setelah itu Riqi mengejutkanku dengan perkataannya
“hei, apa yang kamu pikirkan, kamu
mikirkan cewe yah”
Aku menjawab dengan perasaan kaget.
“ah kamu, ngagetin aja”
Aku melihat penjaga pintu café
menundukan kepalanya kepada seseorang yang masuk kedalam café, setelah ia masuk
aku melihat seorang perempuan yang sangat cantik, dia berambut merah panjang
dan panjangnya sampai ditengah-tengah antara pundak dan pinggang, dia
berpakaian manis, mengenakan acecoris gelang di tnagan kirinya, dia memiliki
tinggi badan kira-kira 170cm, dia memiliki mata yang indah berwarna biru,
berkulit putih lembut, mungkin dia seumuran degnanku.
Ketika Tata meletakn teh yang diminumnya
dan melihat perempuan itu, Tata langsung berbicara kepadaku dan Tata dengan
perasaan terpesona ketika melihat kecantikan wanita yang mempesona masuk
kedalam café.
“ hei brooo, ini cewe
cantik banget”
Riqi menjawab dengan santai seakan
mengetahui siapa perempuan itu
“itu adalah anak pemilik café ini”
Aku pun berbicara dengan perasaan kaget.
“hah berarti dia anak dari pemilik team
race Razor”
Pemilik café ini sekaligus pemilik team
race Razor, team race Razor adalah team yang memiliki banyak prestasi di
kejuaran national.
“kalo gitu tidak mungkin kita bisa
mendapatkan cintanya”
Tata berbicara dengan patah smangat.
“ia emang benar, kalo kamu gimana Rafi ”
Dengan nada rendah Riqi mengucpkanya.
“sekarang aku tidak memikirkan masalah
cewe”
Dengan nadaa biasa aku menjawab
pertanyan Riqi.
“ah kamu ini Rafi”
Tata berbicara dengan perasaan agak
kecewa.
Sebenarnya aku sangat tertarik dengan
perempuan ini, tapi kerena aku mendengar dia bukan anak orang biasa, aku jadi
tidak bersemangat. Tidak lama setelah itu kami menghabisakan kopi kami, kami
pun memangil pelayan untuk minta bill.
Stelah pelayan datang kami membayar
tagihan kami, setelah itu kami langsung keluar menuju tempat parkir dan aku
melihat langit sudah gelap dan pertanda malam akan menyambut kota kami, kamipun
masing-masing mengendarai motor pergi untuk pulang kerumah masimg-masing.
Ketika dijalan aku mengendarai motorku
dengan santai dan aku masih saja memikirkan perempuan itu, tiba-tiba dari jauh
aku mendengar suara mesin kendaran yang nyaring dan lewat disampingku dengan
kecepatan tinggi sehingga aku kager dan hampir mengenai tanganku yang memegang
stang motorku dan akupun sempat menghidarinya tapi aku hampir jatuh dibuatnya.
Aku mersa kesal dibuatnya dan akupun
mengejarnya dengan kecepatan tingi, aku mengejarnya karena aku marah dan aku
ingin meberinya pelajaran, akupun
berhasil memperkecil jarak dianta kami dan kejar-kejaranpun terjadi selama 10
menit, ku akui motor yang digunakan orang itu sangat beda kecepatan dengan
motorku tapi aku tetap berusaha sekuat-kuat motorku bisa menandingi kecepatan
motornya.
Kira-kira 15menitan berlalu aku menyerah
dibuatnya meski aku merasa kesal juga, akupun lansung berganti arah untuk
pulang kerumah, sesampai dirumah aku lansung kekamar untuk ganti pakaian.
Sebenarnya aku kepikiran dengan kejadian
tadi, tapi entah kenapa pikiranku tegantikan sama perempuan yang ada di café
tadi, dan akupun tidak memperduliakan masalah tadi, apa aku jatuh cinta pada
pandangan pertama dengannya, itulah yang kupikirkan.
Keeosakan harinya di kantin sekolah aku
dan teman-temanku membahas tentang anak dari pemilik Race Café, dikantin
sekolah kami ini memiliki suasana tebuka, dan kami duduk di pojok kanan.
Aku duduk behadapan dengan Tata yang
dibatasi dengan meja dan disamping kanan Tata Riqi dengan sanatainya dia duduk,
di meja kami sudah tersedia minuman teh botol dingin yang sudah kami pesan,
Tata berbicara dengan perasaan penuh penasaran.
“sebenarnya gimana sih
sipat cewe itu”
(Cewe yang dimaksud ini adalah anak dari
pemilik Race Café sekaligus pemimpin team race Razor)
Dengan nada rendah Riqi berbicara sambil
minum the botol.
“aku juga tidak tau gimana sikapnya”
“kalo baik sih gak apa-apa, tapi kalo
jutek plus sombong”
Tata menjawab denga nada agak sinis.
“aku
yakin kalo dia itu orangnya baik”
Dengan nada rendah kuucapkan. Padahal
aku membela perempuan itu karena aku merasa jatuh cinta dan sebenarnya aku mau
membritahukan kejadian tadi malam.
Riqi yang mendengar pernyataanku langsun
berbicara.
“emang kamu kenal dengannya”
“hehehe
gak sih, itukan cuma tebakanku saja, lagian kita belum tau gimana sifat
aslinya”
Dengan nada rendah aku ucapkan.
Sebenarnya aku ingin mengenal perempuan
itu lebih dekat.
“emang
benar yang dikatakan Rafi, kita tidak boleh menilai orang secara langsung
sebelum kita tau gimana sifatnya”
Tata membalas pernyataanku denga nada
penuh bijaksana. Setelah itu aku mendengar suara kaki datang dari arah belakangku,
dan berbicara.
“kayaknya lagi seriusnih, kalo boleh tau
lagi bicarain sipa hayooo, membicarakan aku yah, tidak bagus bicarain orang
tahu”
Ketika aku melihat tenyata Kirana yang
lagi bicara dengan percaya diri. Dan dia duduk di sampingku denga memeluk
tanganku, akupun terkejut oleh kejadian itu dan melihat muka Kirana yang merah,
aku sidikit senang dan gugup ketika dia melakukan itu, jujur aku tipe lelaki
yang sering gugup didekat wanita apa lagi aku dipeluk, tapi aku tidak tau apa
maunya dan maksudnya, dan terkadang dia sangat perhatian denganku.
Akupun menjawab dengan agak sedikit malu.
“Kirana malu diliat orang tahu dan kami
tidak membicarakan keburukan orang, yakan teman-teman”
“sebentar aja aku
seperti ini tidak apa-apakan”
Dengan wajahnya yang merah dia
mengutarakanya.
Diapun melepaskan tanganku yang dia peluk,
sumpah aku tidak paham kenapa kirana seperti ini.
“kenapa sih kirana,
gangu kami aja”
Dengan nada agak sedikit sinis Riqi
mengucapkannya dan sambil meminum teh botol.
“akukan Cuma ingin
dekat dengan Rafi aja, tidak apakan Rafi”
Dengan muka yang merah Kirana ucapkan.
Sumpah aku jadi tidak paham apa
maksudnya ini, akukan bukan lelaki yang pepuler di sekolah ini.
“gak apa sih”
Setelah mendengar ucapanku. Muka Kirana tambah
merah, kenapa aku jadi kaya gini, apa yang terjadi padaku.
Akhir-akhir ini mulutku jadi tidak
singkron dengan hatiku, dan aku mulai bicara lagi.
“tahu tidak”
“aku tahu”
Tata langsung memotong pembicaraanku
dengan agak tertawa.
“ia apa sih emangnya”
Dengan sedikit tertawa dia ucapkan
“serius nih, tadi malam akukan mau
pulang, ketika dijalan aku hampir jatuh dari motor”
“kenapa jadi mau jatuh?”
Dengan cepat Riqi yang memotong
pembicaraanku.
“ah kamu ini, tungu dulu dong samapai
selesai Rafi bicara”
Itulah yang Kirana katakana.
“ia ni Riqi”
Tata ikut bicara juga.
“kamu sama aja Ta, jadi lupa nih sampai
mana tadi”
“sampai hampir jatuh”
Kirana mengigatkan ku.
“waktu dijalan aku mendengar suara mesin
yang nyaring dari belakang, dan dia melaju kencang disampingku, dan hampir kena
tanganku, untung aku berhasil menhindar, dan aku ahampir jatuh dibuanta,
lansung aku kejar orang itu, tapi aku kalah cepat dengan orang itu karena mesin
dia lebih besar kecepantnya dariku”
Dengan perasaan yang sedikit kesal aku
ucapkan. Dan ketika mendengar ucapanku wajah kirana sangat cemas dan berkata
“kamu tidak apa-apakan, apa badan kamu
luka-luka”
“tidak apa-apa”
Dengan santai aku mengucapkannya. Tapi
aku melihat wajah Kirana sangat mengahawatirkanku.
“apa kamu akan
membripelajaran dengan orang itu”
Aku agak sedikit kaget ketika Tata
mengatakan itu.
Apa Tata ingin aku balas dendam, tpi aku sudah
tidak apa-apa dengan kejadian itu.
“tidak Ta, aku tidak ingin balas dendam
ataupun semacamnya, karena aku juga tidak memikirkanya lagi”
“ehm, kamu terlalu baik Rafi”
Dengan nada sedang Tata ucapkan.
Tidak lama setelah itu, aku mendengar
bunyi bell yang menunjukan tanda akan mulainya jam pelajaran baru, kamipun
beranjak dari tempat duduk untuk pergi keruangan kelas.
Setelah pulang sekolah aku menuju rumah
untuk ganti pakainan, saat dikamar ketika aku melpas pakaian, aku terinagat
kejadian tadi malam yang mengakibatkan aku hampir jatuh, tapi itu hanya
sejenak, akupun berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil pakain.
Sore ini aku ingin nonon final balapan,
tapi tak ada yang menemani, akupun mengendarai motor untuk menuju lapangan
balap, setelah samapai aku melihat banyak sekali motor yang parkir
Itu pantas terjadi karena hari ini
adalah final, lalu aku memarkirkan motorku dan aku turun dri motor, alau aku berjalan
menuju gerbang masuk.
Disitu ada dua oarang yang menjaga pintu
masuk, aku melihat orang-orang yang antri masuk membrikan tiket mereka kepada
penjaga itu.
Aku pun ikut antri, tidak lama giliranku
tiba, aku membrikan tiketku kepada penjaga itu, lalu aku diperbolehkan masuk.
Karena tiketku kelas menengah saja,
karena aku tidak mampu membli tiket kelas vip, itupun aku membeli tiket dengan
hasil uang tabunganku dari uang saku.
Saat aku berjalan masuk, aku mendengar
sorak sorai dari banku penonton, aku pun berjalan untuk mencari tempat duduk.
Setelah aku duduk aku melihat para
pembalap melakukan cek lapanagn dengan memutar lapangan sekali, setelah selesia
di mulai lah balapan.
Para pembalap saling memacu motor mereka
dengan kecepatan tinggi dan skil yang tinggi, dan lap terakhirpun terjadi.
Disini pembalap no99 sedang memimpin
lomba, dan disini terjadi duel merebutkan podium 1, setelah duel sengit itu
terjadi pembalap dengan nomer punggung 99 pun menang.
Setelah balapan selesai aku beranjak
dari kursi penooton menuju tempat parkir, setelah aku sampai ditempat parkir
aku mau menaiki motorku, tapi aku mendengar suara orang yang memenggil nama ku.
Setelah kuliat ternyata bapak penjaga
lapangan dengan seseorang lelaki yang tidak ku kenal, bapak penjagapun bicara
padaku.
“Rafi ada yang ingin aku bicarakan
dengan kamu”
“ia pak, ada apa yah”
Dengan perasaan ingin tau kuucapkan.
“bapak ini ingin bicara dengan kamu”
Bapak penjaga menujuk pria yang ada di
seblahnya.
Lelaki yang di sebelahnya ini tersa familiar
bagiku, tapi dimana yah, orang ini seperti orang penting beliau menggunakan jas
yang sangat rapi, bermata biru, agak berkumis, berambut pendek, agak sedikit
gemuk, tinggi bada lumayan tinggi, bapak itu pun memperkenalkan diri sambil
berjalan menju kursi yang ada di tempat parkir.
“nama saya Hardy, saya pemilik team race
Razor, saya ingin merekrut kamu jadi pembalap saya”
Saat mendengar itu aku sangat tekejut
dan senang, dan aku baru ingat ternyata aku pernah meliat beliau di TV pada
saat beliau diwawancarai mengenai teamnya.
Tapi kenapa beliau mau mengajak aku jadi
pembalapnya, beliaukan tidak pernah melihat aku balapan.
“saya RAFI ANJELOIES pak, tapi kenapa
bapak mau mengajak saya jadi pembalapnya bapak, bapakan tidak pernah melihat
saya balapan”
“ bapak boleh pangil kamu Rafi kan. Bapak
memang benar tidak pernah melihat kamu balapan, tapi bapak pernah melihat kamu
waktu kamu memakai balapan dilapangan ini”
“Ketika itu saya mau mengambil barang
yang ketinggalan di tempat team bapak. Setelah saya melihat kamu, saya langsung
ketempat penjaga”
“pada awalnya saya mau marah tapi ketika
liat kemampuan kamu saya tertarik dan menyakan kepada penjaga siapa nama kamu,
dan penjaga ini yang ngasih tau nama kamu, dan saya mau dipertemukan dengan
kamu”
Ketika aku mendengar itu dari mulut pak
Hardy aku sangat terkejut. Ternyata ada juga pemilik team race yang tertarik
denganku.
“ia dek bapak Hardy
sangat tertarik dengan ade”
Penjaga itu mengatakan dengan perasaan
seakan membujuk aku.
“ia pak saya akan pikirkan lagi, tapi
saya akan kasih kabar paling lamabat besok siang”
Itulah yang kukatakan dengan perasaan
seakan tidak percaya becampur senag.
“ia gak apa-apa dek”
Itulah yang beliau katakana sambil memberikan
kartu tanda pengenal. Mereka lalu meningagalkanku sendirian.
Aku masih berpikir kenapa beliau tertarik denganku, padahal aku biasa saja, tentu aku mersa senang dengan kejadian ini, karena ini memang jalalanku untuk jadi seorang pembalap.
0 komentar:
Posting Komentar