Loading...
Senin, 10 Juni 2013

Another World 1.2


agan-gan semua, ini dia ada kelanjutan dari potongan novel kemaren:D

silahkan di baca dan di komen lagi:D
selamat membaca
1.2 jadi rider
Pada sore ini ketika matahari seakan meninggalkan kota kami. aku pulang kerumah dengan perasaan takpercaya, aku ingin membritahukan dan minta ijin kepada orang tuaku beserta adikku, setelah sampai didepan rumah, aku memarkirkan motorku di halaman rumah.
Setelah itu aku berjalan masuk kedalam rumah, diruang tamu aku melihat kedua orang tuaku dan adikku duduk dikusi dengan santai sambil menikmati acara TV.
Akupun menyapa mereka dengan sopan, mereka lalu membalas sapaanku , lalau aku duduk di samping merak yang ladi santai nonton TV, lalu aku bebicara dengan perasaan senang.
“ibu, bapak, adek, aku ada kabar gembira”
“kabar apa, apa kamu dapat pacar, ternyata anak kita sudah bisa manklukan hati perempuan sekarang”
Ujar bapakku. Sambil menggati saluran TV.
“ah bapak, bukan begitu pak, tapi aku ditawarkan jadi pembalap national oleh pemilik team race RAZOR”
Ketika aku mengatakannya keluargaku kaget dan heran.
“yang benar ka”
Dengan perasaan kaget adikku bicara.
“ia benar dek, tadi pas ketika aku selesai nonton balapan di circuit aku ditemui oleh beliau diparkiran motor, beliau langsung menawarkan aku jadi pembalapnya”
“yang benar ka, tapi bapak itu tidak salah pilih, karena kaka adalah pembalap yang sangat berbakat”
Hah kenapa adikku bisa mengatakan itu, apa dia tau aku sering memakai circuit untuk hobiku yang suka akan kecepatan.
“apa kamu pernah melihat kakak kamu balapan”
Ibuku berkata dengan nada sedang.
“tidak sih bu tapi”
Ternyata adikku tidak tahu.
“tapi apa”
Dengan rasa penasaran ibu mengucapkannya.
“maaf ya ka, kali ini rahasia kaka yang kaka simpan sendiri selama ini akan kuceritakan kepada orang tua kita”
Ketika mendengar ucapan adiku aku semakin terdiam saja, tapi kenapa adik tau tentang hobiku itu, padahal aku tidak pernah mengatakan kepada orang lain maupun teman-temanku, dan adikku melanjutkan pembicaraanya.
“gini bu, kakaku ini mempunyai hobi yang suka kecepatan, dan kakaku ini sering menyalurkanya dengan memakai circuit balap untuk itu, dia memakai motornya sendri dan dia melintasi lintasan sendiri juga”
Ketika kedua orang tuaku mendengarkan adikku bicara mereka memasang wajah kaget dan cemas tehadapku, lalu aku merasa gugup akan mendengan ucapan ibu yang akan memarahi aku.
“Rafi apa benar yang dikatakan adikmu ini”
“ia bu, tapi dari pada aku balapan dijalan lebih baik aku di lintasan resmi”
Dengan gugupnya aku ucapkan.
“ibu dan ayah sebenarnya tidak apa, asalkan kamu tidak balapan dijalan raya, tapi kamu jujur dong dengan kami”
Mendengar ucapan ibu aku jadi lega. Dan aku sangat bersuyuk mendengarnya, keluargaku emang baik dan selalu mensuport anak-anaknya.
“ia bu, aku akan jujur lain kali”
Setelah aku mengatakan itu ibuku bicara lagi.
“terus kamu mau jadi pemblap”
“aku mau mikirkannya lagi dan aku mau minta ijin kepada kalian semua”
Dengan nada sedang aku ucapkan.
“kalo kamu mau tidak apa-apa, sapa tau kamu bisa jadi pembalap no 1”
Mendengar perkataan ibuku aku tambah senang lagi, ternya aku diperbolekan jadi pembalap, tapi kalo jadi no1 aku tidak memikirkannya.
“maaf yah ka”
Dengan nada sedang dia ucapakn dan sambil tersenyum.
Adiku ini buatku jantungan saja, tapi kenapa adikku tau, akupun bicara kepada adiku yang tau tentang hobiku ini.
“kenapa kamu tau tentang hobiku ini”
“ seminggu yang lalu, akukan jalan-jalan dan ketika itu aku didekat circuit dan mendengar kenapa ada suara mesin di lintasan, padahalkan tidak ada sesi latihan balap pada waktu itu”
“Jadi aku masuk dan tenyata melihat motor kakak yang lagi melintasi lapangan, aku kira itu bukan kakak tapi aku penasaran dan aku terus mengawasi oarang yang memakai motor itu sampai selesai”
“Dan tenyata ketika oarang itu membuka helm ternyata itu kakak, dan aku memutusakan tidak mengatakan kepada semua oarang tentang semua itu”
Kukira adiku tau dari mana ternyata di tahu dengan sendirinya.
“ehm, bagus deh kalo kamu tidak ngasih tau orang lain”
Setelah aku bicara itu aku menuju kamarku, akupun masuk kamar, dan menjatuhkan badanku kekasur yang lumayan empuk, di situ aku memikirkan apa ini semua nyata, dan aku kepikiran lagi tentang anak bapak Hardy yang ku lihat dicafe.
Apakah aku akan sering ketemu dengan anak beliau, aku pun beristirahat sejenak lalu aku beranjak dari situ untuk kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Kekesokan harinya aku, pada saat aku bangun tidur aku merasakan cahaya sinar matahari yang hangat menembus diniding horden yang masih trtutup, lalu aku melihat jam dinding, dan untung aku tidak telat bagun.
Akupun beranjak dari tempat tidur dengan perasaan masih ngantuk dan menguap sebentar, lalau aku mengambil handuk di kamarku lalu keluar menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku kembali kekamar untuk memakai seragam sekolahku.
Setelah selesai memakai seragam sekolah aku kedapur untuk sarapan pagi, di meja makan suadah ada kedua orang tuaku dan adikku siap makan, lalu aku mengabil tempat duduk, dan ibu berkata.
“apa kamu kamu mau jadi pembalap”
“mau bu, setelah sarapan aku akan menelpon bapak Hardy pemilik team race RAZOR”
Dengan nada sedang aku menjawab pertanyaan ibuku dan sambil meminum susu yang ada dihadapanku, jujur sekarang aku masih suka munim susu karena aku merasa kalau aku minum susu aku akan mendapatkan stamina lebih untuk menjalankan aktifitas sehari-hari.
“ehm, kalau ada jalan seperti ini kenapa tidak di coba”
Itulah yang ibuku katakana. Setelah seleai sarapan aku lansung menelpon bapak Hardy, karena waktu masih banyak lagi untuk pergi kesekolah, akupun mengambil handphonku dan memencet nomor handphon bapak Hardy yang ada di kartu nama beliau, lalu terdengar suara.
“halo, dengan siapa yah ini”
Aku mengengar suara bapak Hardy dengan jelas.
“ini saya pak, Rafi, orang yang kemaren bapak temui di parkiran circuit balap”
Keteika aku mengatakan itu bapak Hardy lansung bicara.
“oh kamu Rafi, terus apa kamu mau dengan tawaran saya”
“saya mau pak, tapi kapan kita ketemuan pak”
“kalo ketemun kamu bisa tidak sore ini rumah saya, disitu aku akn mengenalkan orang yang bekerja dengan saya di dalam team race razor”
Ketika aku mendengar itu aku sangat senang, karena aku akan menemui anak beliau yang sangat cantik dan manis.
“ia pak saya bisa sore ini kerumah bapak”
Stelah selesai percakapan itu aku keluar dan mengendarai motor kesekolah, ketika di jalan aku kepikiran dengan anak beliau yang begitu cantik dan manis, tenyata aku emang suka dengan anak beliau. Setellah samapai di sekolah aku memarkikan motorku.
Akupun berjalan menuju kelas, dan ketika istirahat aku dan taman-temanku ada di kantin sekolah, seperti biasa kami selalu mengambil tempat di pojok kanan, dan dimeja kami sudah tersedia the botol, setelah aku meminum tehbotol aku memulai pembicaraan.
“aku ada berita gembiranih”
“berita gembira apa, brita gembira ini apa untuk kita semua atau untuk kamu saja”
Itulah yang Riqi katakana sambil meminum teh botaolnya.
“sebeneranya ini untuk aku sih”
Setelah aku mengatakan itu teman-temanku memasang senyuman pahit.
“terus apa beritanya”
Dengan nada sedang Tata ucapkan.
“aku ditawarkan jadi pembalap team Razor”
Setelah aku mengatakan itu mereka tercengan akan ucapanku.
“serius kamu Rafi”
Dengan perasaan tak percaya Tata ucapkan.
“jangan becanda yah”
Riqi mengucapakanya dengan nada sedang.
“ia ini serius, kemarin sesudah nonoton balapan, bapak Hardy menemuiku, beliau menawarkan aku jadi pembalapnya”
Dengan perasaan senang aku ucapkan.
“terus apa kamu lansung mau”
Tata mengucapkannya dengan nada sedang.
“saat itu aku akan memikirkanya dulu”
Saat aku mengatakan itu Riki lansung berkata dengan nada seakan tidak senang.
“ah kamu ini, jaual mahal amat”
“buakanya aku jual mahal, akukan mita ijin dulu dengan orang tuaku”
Dengan nada rendah aku ucapakan. Setelah itu aku mendengar suara dari belakang.
“emangnya bapak yang ngajak kamu jadi pembalapnya itu pernah liat kamu balpan tidak”
Stelah aku melihat kebelakang tenyata Kirana yang bicara seperti itu dan dia duduk disampingku.
“gimana yah menjelaskannya”
“tidaka usah dijelasakan, kami tahu soal hobi kamu itu”
Apa teman-temanku tahu tentang hobiku, apa adikku yang bilang kepada teman-temanku, tapi tidak mungkin, adikku bilang tidak membritahukannya kepada orang lain.
“kalo boleh tau hobi Rafi itu apa”
Kirana mengucapkanya dengan nada rendah.
“Rafi itu mempunyai hobi memacu motor dengan kecepatan tinggi, tapi tidak di jalan raya dan dia memacu motornya di circuit balap”
Itu lah yang Tata ucapakan. Dan itu membuatku tekaget.
“apa circuit di perbolehkan dipakai untuk umum”
Kirana mengucapkannya dengan nada sedang.
“kalau untuk umum sih tidak, tapi aku tidak tau kenapa Rafi bisa memakai circuit, soalnya aku tidak pernah menanyakanya, kami juga tidak pernah diceritakan tentang hobinya itu, lebih baik kamu menanyakanya pada Rafinya sendri”
Tata mengucapkanya dengan santai.
“gimana Rafi”
Seyelah Kirana mengucapakan itu aku menjawab pertanyaannya.
“aku dapat ijin dari pemilik circuit dan itu kudapatkan dengan susah payah, tapi kenapa kalian tahu tentang hobiku”
“beberapa hari yang lalu aku mencarimu, setelah kuSMS tidak dibalas, ku telphon tidak di angkat, dan kuputuskan kerumah kamu”
“ternyata kamu tidak ada dirumah, dan aku dikasih tau adik kamu biasanya kamu sore-sore ada di circuit, sebenarya aku penasaran kenapa kamu sore-sore ada di circuit”
“dan setelah aku kecircuit aku melihat kamu lagi melintasi circuit, setelah itu aku pergi, dan aku bertanya pada Riqi, ternyata dia tidak tahu juga, kenapa kamu tidak pernah cerita kekami tentang hobi kamu”
Pantas saja beberapa hari yang lalu setelah aku selesai melintasi circuit aku melihat hanphonku ada sms dan ada 5 panggilan tak terjawab dari Tata.
“aku merasa itu tidak penting diceritakan”
Setelah aku mengucapkan itu Riqi langsung bicara.
“kamikan teman kamu”
“sudah, itukan hak dia”
Dengan nada rendah tata mengucapkanya
“kaliankan teman jadi jagan meributkan masalah sepele seperti itu”
Kirana mengucapkan itu dengan nada sedang.
Aku meresa senang kalau dia membelaku, dan setelah kulihat wajah Riqi dia mulai menerimanya.
“terus apa aku sudah dapat ijin dari orang tua kamu”
Dengan nada rendah Riqi ucapkan.
“aku sudah dapat ijin dari orang tuaku, dan rencanaya aku akan kerumah bapak Hardy sore ini”
Seyelah aku mengucapkanya Tata lansung mnyahut ucapanku.
“berarti kamu akan ketemu dong dengan anaknya bapak Hardy yang cantik dan manis itu”
“mungkin”
Aku katakan dengan santai.
Beberapa lama percakapan itu berlangsung terdengar bell berbunyi yang mempertandakan jam pelajaran baru akan dimulai, kamipun lansung meniggalkan kantin dan berjalan kekelas kami.
Setelah pelajaran disekolah selesai akupun pulang kerumah dengan perasaan tidak sabar ingin ketemu dengan bapak Hardy dan anaknya yan cantik dan manis, setelah sanpai dirumah aku menggati pakainku, aku menggunakan kemeja yang rapi dan celana jeans.
Setelah selesai berpakaian aku pamitan dengan orang tuaku dan aku berangkat kerumah bapak Hardy, di jalan aku merasakan kegugupan yang luar bisa karena aku akan bertemu perempuan yang cantik dan manis yangku kagumi.
Setelah aku sampai didepan rumah bapak Hardy aku melihat sebuah rumah yang sangat besar, dan aku dibuat terkagum akan kemegahan ruhah itu, tidak lama setelah itu ada seorang penjaga yang keluar, dia mengunakan seragam seperti satpam dan dia bertanya kepada ku.
“Rafi bukan”
“ia pak saya Rafi”
Dengan sopan aku ucapkan.
“kamu sudah ditunggu didalam”
Ketika penjaga rumah mengucapkan itu, aku diminta masuk dan penjaga itu berjalan didepanku akupun mengukutinya, aku melihat sebuah halaman yang luas dan dipenuhi taman bunga mawar.
Ternyata pandaganku terhenti pada sebuah titik, yaitu sebuah motor, dan setelahku ingat itu adalah motor yang membuatku hampir jatuh ketika aku mau pulang dari café.
Apa anaknya bapak hardy yang mengendarainya kalau bapak hardy tidak mungkin, beliaukan biasanya memakai mobil, apa anaknya yang perempuan itu, itu juga lebih tidak mungkin, diakan perempuan.
Setalah itu memasuki pintu yang sangat megah dan kelihatan mahal, rumanya memilki dua tenigkat ketika aku melihat ruangannya, tenyata ruagnya sangat besar dan aku melihat ornament-ornament yang sangat megah dan berkelas.
Lalu aku duduk dikursi yang sangat empuk dan kelihatan mahal, dan tidak lama bapak hardy datang dengan kru-kru teamnya, beliau membawa sebuah kertas yang mungkin adalah kontarak untuk aku, dan beliau berkata.
“ini kotrak untuk kamu, tapi silahkan dibaca dulu debelum menandatanganinya”
“ia pak”
Dengan gugup dan terpukau akan kemegahan rumah ini. Setelah selesai aku membaca isi kontaraknya aku melihat seorang pembantu yang datang membawakan minuman kehadapanku, tapi ketika aku melihat ke atas aku meliha sesosok perempuan yang sangat cantik dan manis melihat kearahku, akupu membalas melihatnya tapi dia langsung pergi.
“ada apa Rafi”
Bapak Hardy brbicara denganku dengan nada rendah.
“tiadak apa-apa pak”
Itulah yang kukatakan dengan gugup.
Sebenarnya aku melihat anak bapak yang sangat cantik dan manis dia atas.
“silahkan di tanda tangani kontraknya”
Ketika bapak Hardy mengatakanya aku jadi gugup. Setelah ku tandatangani aku merasakan jalan menjadi seorang pembalap sudah dimulai dan aku harus serius berlatih supaya bapak Hardy tidak kecewa terhadapku.
“bapak hampir lupa membritahukan, kamu bisa latihan kapan saja latihan dicircuit dimana kamu sering memakainya”
Ketika bapak Hardy mengatakan itu langsungku jawab dengan sopan.
“ia pak besok saya akan latihan”
“bagus deh, besok kamu akan memakai motor dari team untuk latihan, janagn memakai motor kamu, kesian motor kamu dipaksa untuk melaju cepat”
Dengan wajah yang tertawa kecil bpaka Hardy mengucapkanya, dan aku membalasnya dengan sopan.
“ia pak”
Dengan tertawa kecil aku ucapkan.
Keesoakan harinya pada sore hari di cicuit aku latiahn, aku melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan aku merasakan perbedaan mesin dengan motorku biasanya, aku merasakan kecepatan yang lebih tinggi dan lebih ringan tarikanya.
Akupun terus menambah kecepatan sehingga angin yang behembus kencang dari depan menuju seluruh badanku, ketika melaju dengan kecepatan yang sangat cepat, dan lagi-lagi aku teringat tentang kejadian setahun silam yang mengakibatkan teman-temanku meninggal dinia.

Akupun memperlambat sedikit laju motorku tapi aku merasa ada sebuah cahaya putih yang menuju kearahku, aku berpikir apa ini pertanda akan datangnya malaikat maut datang menjemputku, tapi kenapa pada saat ini, saat aku mau memulai semua ini, apakah ini takdirku, akupun masuk kedalam cahaya itu.

Minggu, 02 Juni 2013

another world

ini ada potongan novel yang saya buat sendiri:D , munkin novel ini masih kurang bagus, jadi mohon dimaklumi:), tolong kasih saran dan kritik ya agan_agan semua dan apabila ada kesamaan nama atau cerita, mohon maaf sebelumnya.
"di novel ini menceritakan tentang seorang anak laki2 yang awal mulanya jadi pembalap terus, dia di tarik kepelanet lain karena ada suatu kejadian, dan dia dirmalkan menjadi seorang penyelamat alam semesta"
JENRE: Drama, Action, Komedi, supernatural
ANOTHER WORLD
1.1 Awal kehidupan
Namaku RAFI ANJELOIES, aku adalah anak SMA kelas 3, aku memeliki tinggi badan 175cm, bertubuh atletik, bermata coklat, berambut hitam.
Saat ini aku balapan dijalan raya dengan teman-temanku, kami melaju kencang dangan kecepatan sangat tinggi, aku merasakan hembusan angin yang begitu kencang dari arah depan mengghantam wajahku, tapi aku terus menambah kecepatan motorku, mobil-mobilpun kami lewati dengan kecepatan tinggi, lampu lalulintas yang berwarna merahpun kami abaikan.
 Kami terus maju kedepan dengan kecepatan tinggi, aku berada di depan teman-temanku, tapi aku terus saja menambah kecepatan motorku munggkin hingga sampai batasnya, dan aku merasakan keanehan pada motorku dan aku merasa mesin motorku tidak sanggup denagan apa yang kulakuan ini.
Tetapi aku tetap saja menambah kecepatan, tidaklama kejadian ini berlangsung motorku mendadak berhenti, sehingga teman-temanku dibelakang yang melaju sangat cepat menghindariku, yang berakitbatkan merka menabrak torotoar.
Seketika aku bangun dari tidurku, dan ternyata itu hanya mimpi yang merupakan ingatanku setahun yang lalau, akupun terkejut dan aku menguap sebentar, ketika aku melihat kejendela yang masih tertutup oleh horden.
Aku merasakan sinar cahaya matahari yang hangat masuk menembus horden yang masih tetutup, terus aku berjalan mendekati jendela yang masih tetutup dan memebukanya dan aku merasakan cahaya matahari yang menyapa wajahku dengan hangat, setelah aku sadari ternyata mataharinya sudah agak tinggi, setelah itu kuliat jam, ternyata pukul 7 pagi.
Tidaaaaak tidaaaak….. ternyata aku telat bangun, aku pun lansung berranjak dari tempatku berdiri, aku lansung pergi kekamar mandi dan kakiku membenntur ujung meja yang dekat dengan pintu kamarku, aku merasa kesakitan dibuatnya tapi aku menghiraukan rasa sakitku, apkupun terus bejalan kekamar mandi.
Kamar mandi yang keluargaku miliki bisa saja tidak ada yang istimewa, karena kami bukang orang yang tebilang kaya,  ketika sampai di kamar mandi, aku langsung mengambil air untuk berkumur-kumur, setelah itu ku ambil pasta gigi dan sikat gigi.
Setelah aku mengambil, aku langsung sikat gigi, setelah selesai sikat gigi aku lansung mengambil air dibak mandi untuk mandi, aku merasakan air yang mengalir ditubuh sangat menyegarkan tubuhku ini.
Sebenarya teman-temanku tewas pada waktu itu, aku melihat mereka merasakan kesakitan kerena kepala mereka mengalami benturan yag sangat keras, setelah selesai mandi aku langsung kekamarku untuk sisiap ke sekolah
Aku mulai mengambil pakaian yang sudah kusiapkan tadi malam, aku mengenakan pakaianku sambil melihat dirku yang ada di cermin, setelah aku selesai berpakaian, aku lanasung menuju dapur untuk sarapan pagi.
ketika sampai didapur aku meliahat orang tuaku dan adikku sudah duduk di meja makan, aku pun langsung mengambil tempat duduk di samping kanan bapakku, disamping kiri bapak ada ibu yang sedang menyiapakan makanan, disamping kananku adikku duduk dengan sanatai.
Namanya adalah REZA ANJELOIES  sekarang adiku dududk di kelas 3 SMP, dia mempunyai tinggi kira-kira 167cm, dia memiliki mata coklat, berambut hitam, akupun  langsung mengambil makanan yang ada dimeja, aku makan denagan cepat karena apabila aku tidak cepat aku akan telat masuk sekolah, aku merasa diriku seperti orang yang tidak makan selama 1 bulan, ibuku yang melihat aku makan dengan cepat langsung menegurku.
Ibu ku menegurku dengan agak sedikit marah.
“ pelan dikit dong makannya, kaya di kejar orang sekampung aja ”
Akupun langsung menyahut dengan nada yang sopan.
“ maaf bu, saya agak sedikit telat nih ”
Setelah ibuku mendengar allasanku ibuku pun berkata dengan nada sedang.
“ biarpun agak telat, tetap kalo makan jangan cepat kaya gitu”
 “ ia bu”
Aku bebicara dengan mulutku yang penuh makanan. Padahal aku sangat jarang telat bangun tapi munkin epek dari kelelahan saja.
Setelah selesai makan aku langsung pamitan dengan orang tuaku, akupun langsung mengambil motor yang ada dihalaman untuk pergi kesekolah, dijalan aku ngebut karena kalau aku mengendarai dengan santai aku akan telat masuk sekolah.
Bisanya aku mengendarai sepedamotor dengan santai kalo aku tidak telat, setelah samapai ditempat parkir sekolah aku melihat satpam yang hendank menutup gerbang sekolah, itu pertanda bahwa jam pelajaran akan dimulai, aku merasa lega setelah melihat gerbang masih terbuka.
Akupun langsung turun dari motor dan bergegas menuju gerbang, untung pada saat itu aku sempat untuk masuk gerbang yang hanya tsetengahnya tertutup, dan aku lansung menuju kelas untuk mengikuti pelajaran, pada saat dikelas ternyata gurunya belum datang, dan aku mengambil tempat dudukku yang ada di ujung pojok kanan dekat jendela.
ketekia aku mengambil tempat duduk, ada seseorang yang masuk dan mengucapkan “selamat pagi”, setelh kuliat, dia adalah ibu wali kelas kami dengan berseragam dinas, beliau bisa dikatakan cantik, mempunyai tinggi sekitar 170cm, bertubuh lansing, bermata coklat, berambut hitam dan kamipun lansung mengucapkan
“selamat pagi bu”,
“kita akan memulai pelajaran hari ini”
denagn semangat walikelas kami mengatakannya.
Pada saat jam istirahat aku duduk dibangku taman sekolah yang ada di bawah pohon besar, pada saat itu aku sendirian dan tidak ada teman-temanku, munkin mereka sedang kekantin untuk makan siang, kerena aku mersakenyang aku tidak kekantin dan hanya berdiam diri disini.
Ditaman ini aku melihat banyak orang yang membaca buku, entah itu komik ataupun buku pelajaran, setelah itu terdengar suara telapak kaki ditanah dari belakangku dan orang itu mendekatiku dan lansung menutup mataku dengan kedua tangannya dari belakangku, akupun terkejut dibuatnya, setelah itu dia berbicara.
“ayo tebak aku siapa”
Itulah yang dia katakana. Aku tau ini suara Kirana teman sekelasku, tapi kenapa dia ada disini, apa dia tidak kekantin untuk makan siang.
“ ah jangan becanda deh Kirana”
Dengan nada tak bersemangat aku mengatakanya.
 Diapun melepaskan tanganya dan aku berpaling melihat wajahnya, aku meliha mimic wajah yang kecewa, sebenarnya dia manis, memiliki tubuh tinggi dan langsing seperti model, memiliki rambut hitam panjang berponi manis, memiliki mata biru yang indah, dan dia duduk disamping kananku dengan manis,
“Rafi gak asyik ah, akukan ingin becanda saja”
Dengan nada agak sedikit ngambek dia ucapkan.
Aku tau dia ingin becanda deangnku tapi aku lagi malas.
“ia aku tau, tapikan tidak sperti ini juga”
Dengan perasaan memaklumi kukatakan,
“terus gimana, apa aku harus dorong kamu supaya jatuh, atau kuangkat kursinya dari samping”
Dengan mimic wajah yang ingin ketawa dia mengatakanya.
“Kalau kaya gitusih kayanya kamu ingin ngerjain aku”
“tidak segitunya juaga kali”
Itulah yang kukatakn dengan nada rendah.
“terus tadi kamu emangnya mikirkan apa, apa memikirkan yang hal jorok yah, ayo ngaku”
Dengan perasaan ingin tau dia katakana dan sambil cenge-ngesan.
“ya tidak lah, aku hanya memikirkan sesuatu yang tidak ingin kamu tau aja”
Dengan nada sedang aku ucapkan, padahal aku tidak memikirkan apa-apa,
“aku hanya meliha orang-orang saja disini”
“ah kamu ini gak asik maen rahasian denganku”
Denga perasaan kecewa di mengucapkannya, hehehe tenyata dia penasaraan.
“tidak aku tidak memikirkan apa-apa ko, aku memikirkan kamu saja, eh gak ko Cuma becanda aja”
Dengan nada sedang aku ucapkan. Ah kenapa aku bisa mengucapkan itu, ada apa denganku, aku tidak berniat mengucapkan itu, dan aku melihat wajah Kirana yang merah.
“ jika itu benar gak apa ko”
Dengan wajah yang masih merah dia mengucapkannya. Aku tidak tau apa yang dia maksud dan akupun langsung menganti topic pembicaraan dan berkata.
“apa kamu tidk pergi kekantin, inikan jammakan siang”
“tidak… aku masih kenyang, jadi tidak pergi kekantin”
Itulah yang dia katakana.
“eheeem… jadi gitu”
Dengan nada sedang aku mengucapkanya.
“terus apa kamu tidak lapar juga”
Dengan perasaan ingin tau dia ucapkan.
“sama aku tidak lapar juaga, jadi aku santai disini”
Aku mengucapkanya dengan nada sedang.
“bagusdeh.. jadi temani aku yah disini”
Dengan perasaan senang di ucapkan. Aku juga mersa senang jika ada yang menemaniku disini dan aku tidak mersa bosan.
Setelah 15menit berlalu aku mendengar suara belberbunyi yang menandakan bahwa kelas akan dimulai, kamipun berjalan menju kelas yang tak jauh dari taman, kami masuk kelas dan ternyata setengah teman-temanku sudah duduk dikursi dengan santai.
Lalu kami mengambil tempat duduk, tempat duduku sebelah kirinya dan itu berada diujung pojok kanan dekat dengan jendela, setelah itu barulah teman-teman sekelasku berdatangan, dan tidak lama setelah itu ibu guru juga masuk, pelajaran pun dimulai.
Setelah selesai pelajaran di sekolah akupun pulang kerumah untuk ganti pakaian, setelah itu aku langsung ketempat latihan balap motor, sebenarya aku masih terauma memacu motorku dengan kecepatan tinggi tapi satubulan yang lalau aku mengalahkan rasa traumaku, dan aku menyalurkan hobiku di circuit balapini, aku kesini pada dasarnya keluarga dan teman-temanku tidak ada yang tahu.
Aku memakai circuit ini itupun misalkan para pembalap tidak ada latihan, dan pada saat ini tidak ada yang latihan,di circuit ini padahal bukan untuk umum, tapi jika dapat ijin dari pemiliknya maka tidak apa-apa, tapi karrena aku pernah minta ijin dari pemiliknya dan aku akrab denagn penjaganya sehingga aku bisa memakainya.
Pada dasarnya juga aku tidak tau gimana caranya tapi aku minta petunjuk dengan penjaga disini, dan akun diberikan kertas seperti brocure pada umumnya tapi disitu ada perintah untuk mengisi bioadata dan semacamnya.
Setelah aku selesai mengisi semua data yang dibutuhkan aku mengirimnya ketempat pemilik lapangan ini lewat kantorpos, setelah seminggu lamanya aku mendpat balsan dari pemilik lapangan dan aku diijinkan untuk memakainya, saat ini ketika aku mau ketempat penjaganya aku melihat beliau nonton TV.
Penjaga ini kalo sama aku orangnya baik, ramah, padahal mukanya agak sedikit sangar, kalo sama orang lain dia agak sedikit pemarah, sebenarnya sih penjaga ini pada awalnya juga kaya gitu, tapi lama-kelaman dia baik juga sama aku, aku pun lansung berbicara dengan penjaganya,
“serius amat nih kayanya”
Itulah yang ku katakn kepada beliau dengan nada rendah.
 “ia nih de, di TV lagi serius bicarain tentang pejabat yang korupsi, mau make lapangan lagi yah”
Dengan perasan agak sedikit kaget dia berbicara.
“bapak tau aja sih”
Dengan perasan agak malu aku menjawabnya. Sebenarnya aku sudah sering kesini dan aku juga sering berbicara dengan beliau disisni.
“silahkan de”
Itulah yang beliau katakan.
Setelah aku dapat ijin dari penjaganya aku lansung pake motorku untuk melintasi circuit, sebenarnya itu untuk mengompirmasi kalo aku yang makai lapangan, akupun sanang menikmati kejadian ini, aku berpikir daripada ngebut-ngebutan di jalan lebih baik aku kecircuit untuk melampiaskannya.
Aku merasakan adrenalin yang mengalir didalam tubuhku, ketika aku menambahkan kecepatan aku merasa sangat senang melibihi apapun, tapi secara tidak sengaja aku mengurangi kecepan kaerana aku mengingat kejadian 1 tahun yang lalau yang membuat taman-temanku mati dihadapanku karena kesalahanku.
Tidaklama setelah itu aku selesai memakai lapangan dan ketempat parkir bersama motor kesayangnku, disini aku memakai motor sendiri yang mesinya kumodipikasi sendiri, padahal aku bukan orang yang jenius atupun pintar, tapi aku mengerti masalah mesin sediki dari majalah-majalah tentang motor balap,
Kesokan harinya, setelah pulang sekolah aku beserta teman-temanku pergi kecircuit untuk melihat para pembalap yang sedang latihan, namanya adalah Tata, dia orangnya baik,mempunyai tinggi badan kira-kria 170cm, bermata coklat, berambut hitam,  dan Riqi, orangnya baik, mempunyai tinggi badan 169cm, memeliki mata yang berwaran coklat, berambut hitam.
Setelah sampai kami langsung berdiri di samping circuit, aku melihat seorang pembalap yang sedang sedang latihan, dia mengunakan peralatan blapan yang lenkap, setelah memasuki cercuit dengan cepatnya dia melintasi lapangan, aku merasa kecepatan orang itu tidak kalah dengaku, dan jika aku latih tanding denganya mungkin kami akan mencatat waktu yang sama atau dia yang diatasku.
“ wow hebat banget tu orang ”
Dengan perasaan kagum Tata mengucapkanya.
“ ya ialah, diakan pemblap no satu di sini ”
Dengan nada yang biasa Riqi mengucapkannya,
“ oh ”
Dengan perasaan seakan tidak tertarik dengan pemblap itu aku mengucapkannya.
Setelah selesai melihat latihan para pembalap kamipun lansung pergi kecafe yang biasa kami nongkrong, cafe yang kami singahi ini bernama Race Café yang mempunyai dua tingakat dan bersuasana ala alat perlenkapan balapa.
Di dalam café tedapat bermacam-macam alat pelengkapan balap, selain cafe disini bisa memesan pelengkapan balap, seperti acecoris motor, pengaman pengaman motor dan lain-lain unutuk perlengkapan motor, setelah sampai dicafe kami mengambil tempat dipojok kanan dekat dengan dengan kaca.
Sehingga kami dengan mudah memandang keluar, akupun langsung mengambil tempat duduk, disamping kananku Tata duduk dengan santai, di samping kanan tata Riqi juga duduk dengan sanatai, tidak lama kemudian seorang pelayan datang membawa daftar menu ditangan kananya, dan berkata.
“mau pesan apa yah”
Dengan nada sopan pelanyan bertanya kepada kami.
“ saya pesan kopi”
Aku menjawab dengan santai, kopi adalah kesukaanku dan aku sering minum kopi ketika santai.
“kalian pesan apa”
Pelanyan bertanya kepada teman-temanku dengan nada sopan.
“kami pesan kopi juga”
Itulah yang Tata katakana dengan sopan.
Setelah pelayan tadi pergi aku bertanya kepada Tata.
“giman kalo aku jadi pembalap”
Dengan perasanan sedikit kaget dan ingin tertawa tata menjawab.
“ hehehe emang bisa kamu jadi pembalap”
Dengan perasaan seakan tak percaya Riqi langsung berbicara.
“gak usah deh jadi pembalap, kalo kamu emang mau jaddi pembalap sih gak apa-apa, tpi kamu pernah gak latian”
“ia sih, tpi aku mau jadi pembalap beneran”
Itulah yang kukatakan. Aku emang sering memakai lapangan balap tapi itu bukan untuk jadi pembalap melainkan hanya hobiku saja memacu mototr dengan kecpatan tinggi.
Daripada aku ngebut-ngebutan di jalanan dan itupun akan menggangu pengguna jalan dan keselamatan pengguna jalan, sejujurnya aku juga tidak tetarik jadi pemblap, tapi kalo takdirku jadi pembalap tidak apa juga.
Tata pun langsung bicara dengan perasaan menyemangatiku
“kalo kamu mau, kenapa gak di coba, kali aja ada jalannya”
Aku merasa senang karena taman-temanku mendukung keinginanku, tidak lama setelah pembicaraan kami selesai, pelayanpun datang membawa pesanan kami tadi.
“ini de pesanannya”
Dengan sopan pelayan menaruh pesanan kami di meja.
“ia mas, makasih”
Akupun menjawab dengan sopan.
Setelah pelayan meletakan pesannaan kami, pelayanpun pergi, lalu Tata yang disamping kananku meminum kopi yang dipesannya tadi dengan santai, aku memandang keluar dan berpikir apa mungkin aku bisa jadi pembalap, setelah itu Riqi mengejutkanku dengan perkataannya
“hei, apa yang kamu pikirkan, kamu mikirkan cewe yah”
Aku menjawab dengan perasaan kaget.
“ah kamu, ngagetin aja”
Aku melihat penjaga pintu café menundukan kepalanya kepada seseorang yang masuk kedalam café, setelah ia masuk aku melihat seorang perempuan yang sangat cantik, dia berambut merah panjang dan panjangnya sampai ditengah-tengah antara pundak dan pinggang, dia berpakaian manis, mengenakan acecoris gelang di tnagan kirinya, dia memiliki tinggi badan kira-kira 170cm, dia memiliki mata yang indah berwarna biru, berkulit putih lembut, mungkin dia seumuran degnanku.
Ketika Tata meletakn teh yang diminumnya dan melihat perempuan itu, Tata langsung berbicara kepadaku dan Tata dengan perasaan terpesona ketika melihat kecantikan wanita yang mempesona masuk kedalam café.
“ hei brooo, ini cewe cantik banget”
Riqi menjawab dengan santai seakan mengetahui siapa perempuan itu
“itu adalah anak pemilik café ini”
Aku pun berbicara dengan perasaan kaget.
“hah berarti dia anak dari pemilik team race Razor”
Pemilik café ini sekaligus pemilik team race Razor, team race Razor adalah team yang memiliki banyak prestasi di kejuaran national.
“kalo gitu tidak mungkin kita bisa mendapatkan cintanya”
Tata berbicara dengan patah smangat.
“ia emang benar, kalo kamu gimana Rafi ”
Dengan nada rendah Riqi mengucpkanya.
“sekarang aku tidak memikirkan masalah cewe”
Dengan nadaa biasa aku menjawab pertanyan Riqi.
“ah kamu ini Rafi”
Tata berbicara dengan perasaan agak kecewa.
 Sebenarnya aku sangat tertarik dengan perempuan ini, tapi kerena aku mendengar dia bukan anak orang biasa, aku jadi tidak bersemangat. Tidak lama setelah itu kami menghabisakan kopi kami, kami pun memangil pelayan untuk minta bill.
Stelah pelayan datang kami membayar tagihan kami, setelah itu kami langsung keluar menuju tempat parkir dan aku melihat langit sudah gelap dan pertanda malam akan menyambut kota kami, kamipun masing-masing mengendarai motor pergi untuk pulang kerumah masimg-masing.
Ketika dijalan aku mengendarai motorku dengan santai dan aku masih saja memikirkan perempuan itu, tiba-tiba dari jauh aku mendengar suara mesin kendaran yang nyaring dan lewat disampingku dengan kecepatan tinggi sehingga aku kager dan hampir mengenai tanganku yang memegang stang motorku dan akupun sempat menghidarinya tapi aku hampir jatuh dibuatnya.
Aku mersa kesal dibuatnya dan akupun mengejarnya dengan kecepatan tingi, aku mengejarnya karena aku marah dan aku ingin meberinya pelajaran,  akupun berhasil memperkecil jarak dianta kami dan kejar-kejaranpun terjadi selama 10 menit, ku akui motor yang digunakan orang itu sangat beda kecepatan dengan motorku tapi aku tetap berusaha sekuat-kuat motorku bisa menandingi kecepatan motornya.
Kira-kira 15menitan berlalu aku menyerah dibuatnya meski aku merasa kesal juga, akupun lansung berganti arah untuk pulang kerumah, sesampai dirumah aku lansung kekamar untuk ganti pakaian.
Sebenarnya aku kepikiran dengan kejadian tadi, tapi entah kenapa pikiranku tegantikan sama perempuan yang ada di café tadi, dan akupun tidak memperduliakan masalah tadi, apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya, itulah yang kupikirkan.
Keeosakan harinya di kantin sekolah aku dan teman-temanku membahas tentang anak dari pemilik Race Café, dikantin sekolah kami ini memiliki suasana tebuka, dan kami duduk di pojok kanan.
Aku duduk behadapan dengan Tata yang dibatasi dengan meja dan disamping kanan Tata Riqi dengan sanatainya dia duduk, di meja kami sudah tersedia minuman teh botol dingin yang sudah kami pesan, Tata berbicara dengan perasaan penuh penasaran.
“sebenarnya gimana sih sipat cewe itu”
(Cewe yang dimaksud ini adalah anak dari pemilik Race Café sekaligus pemimpin team race Razor)
Dengan nada rendah Riqi berbicara sambil minum the botol.
“aku juga tidak tau gimana sikapnya”
“kalo baik sih gak apa-apa, tapi kalo jutek plus sombong”
Tata menjawab denga nada agak sinis.
 “aku yakin kalo dia itu orangnya baik”
Dengan nada rendah kuucapkan. Padahal aku membela perempuan itu karena aku merasa jatuh cinta dan sebenarnya aku mau membritahukan kejadian tadi malam.
Riqi yang mendengar pernyataanku langsun berbicara.
“emang kamu kenal dengannya”
 “hehehe gak sih, itukan cuma tebakanku saja, lagian kita belum tau gimana sifat aslinya”
Dengan nada rendah aku ucapkan.
Sebenarnya aku ingin mengenal perempuan itu lebih dekat.
 “emang benar yang dikatakan Rafi, kita tidak boleh menilai orang secara langsung sebelum kita tau gimana sifatnya”
Tata membalas pernyataanku denga nada penuh bijaksana. Setelah itu aku mendengar suara kaki datang dari arah belakangku, dan berbicara.
“kayaknya lagi seriusnih, kalo boleh tau lagi bicarain sipa hayooo, membicarakan aku yah, tidak bagus bicarain orang tahu”
Ketika aku melihat tenyata Kirana yang lagi bicara dengan percaya diri. Dan dia duduk di sampingku denga memeluk tanganku, akupun terkejut oleh kejadian itu dan melihat muka Kirana yang merah, aku sidikit senang dan gugup ketika dia melakukan itu, jujur aku tipe lelaki yang sering gugup didekat wanita apa lagi aku dipeluk, tapi aku tidak tau apa maunya dan maksudnya, dan terkadang dia sangat perhatian denganku.
Akupun menjawab dengan agak sedikit malu.
“Kirana malu diliat orang tahu dan kami tidak membicarakan keburukan orang, yakan teman-teman”
“sebentar aja aku seperti ini tidak apa-apakan”
Dengan wajahnya yang merah dia mengutarakanya.
 Diapun melepaskan tanganku yang dia peluk, sumpah aku tidak paham kenapa kirana seperti ini.
“kenapa sih kirana, gangu kami aja”
Dengan nada agak sedikit sinis Riqi mengucapkannya dan sambil meminum teh botol.
“akukan Cuma ingin dekat dengan Rafi aja, tidak apakan Rafi”
Dengan muka yang merah Kirana ucapkan.
Sumpah aku jadi tidak paham apa maksudnya ini, akukan bukan lelaki yang pepuler di sekolah ini.
“gak apa sih”
Setelah mendengar ucapanku. Muka Kirana tambah merah, kenapa aku jadi kaya gini, apa yang terjadi padaku.
Akhir-akhir ini mulutku jadi tidak singkron dengan hatiku, dan aku mulai bicara lagi.
“tahu tidak”
“aku tahu”
Tata langsung memotong pembicaraanku dengan agak tertawa.
“ia apa sih emangnya”
Dengan sedikit tertawa dia ucapkan
“serius nih, tadi malam akukan mau pulang, ketika dijalan aku hampir jatuh dari motor”
“kenapa jadi mau jatuh?”
Dengan cepat Riqi yang memotong pembicaraanku.
“ah kamu ini, tungu dulu dong samapai selesai Rafi bicara”
Itulah yang Kirana katakana.
“ia ni Riqi”
Tata ikut bicara juga.
“kamu sama aja Ta, jadi lupa nih sampai mana tadi”
“sampai hampir jatuh”
Kirana mengigatkan ku.
“waktu dijalan aku mendengar suara mesin yang nyaring dari belakang, dan dia melaju kencang disampingku, dan hampir kena tanganku, untung aku berhasil menhindar, dan aku ahampir jatuh dibuanta, lansung aku kejar orang itu, tapi aku kalah cepat dengan orang itu karena mesin dia lebih besar kecepantnya dariku”
Dengan perasaan yang sedikit kesal aku ucapkan. Dan ketika mendengar ucapanku wajah kirana sangat cemas dan berkata
“kamu tidak apa-apakan, apa badan kamu luka-luka”
“tidak apa-apa”
Dengan santai aku mengucapkannya. Tapi aku melihat wajah Kirana sangat mengahawatirkanku.
“apa kamu akan membripelajaran dengan orang itu”
Aku agak sedikit kaget ketika Tata mengatakan itu.
 Apa Tata ingin aku balas dendam, tpi aku sudah tidak apa-apa dengan kejadian itu.
“tidak Ta, aku tidak ingin balas dendam ataupun semacamnya, karena aku juga tidak memikirkanya lagi”
“ehm, kamu terlalu baik Rafi”
Dengan nada sedang Tata ucapkan.
Tidak lama setelah itu, aku mendengar bunyi bell yang menunjukan tanda akan mulainya jam pelajaran baru, kamipun beranjak dari tempat duduk untuk pergi keruangan kelas.
Setelah pulang sekolah aku menuju rumah untuk ganti pakainan, saat dikamar ketika aku melpas pakaian, aku terinagat kejadian tadi malam yang mengakibatkan aku hampir jatuh, tapi itu hanya sejenak, akupun berjalan menuju lemari pakaian untuk mengambil pakain.
Sore ini aku ingin nonon final balapan, tapi tak ada yang menemani, akupun mengendarai motor untuk menuju lapangan balap, setelah samapai aku melihat banyak sekali motor yang parkir
Itu pantas terjadi karena hari ini adalah final, lalu aku memarkirkan motorku dan aku turun dri motor, alau aku berjalan menuju gerbang masuk.
Disitu ada dua oarang yang menjaga pintu masuk, aku melihat orang-orang yang antri masuk membrikan tiket mereka kepada penjaga itu.
Aku pun ikut antri, tidak lama giliranku tiba, aku membrikan tiketku kepada penjaga itu, lalu aku diperbolehkan masuk.
Karena tiketku kelas menengah saja, karena aku tidak mampu membli tiket kelas vip, itupun aku membeli tiket dengan hasil uang tabunganku dari uang saku.
Saat aku berjalan masuk, aku mendengar sorak sorai dari banku penonton, aku pun berjalan untuk mencari tempat duduk.
Setelah aku duduk aku melihat para pembalap melakukan cek lapanagn dengan memutar lapangan sekali, setelah selesia di mulai lah balapan.
Para pembalap saling memacu motor mereka dengan kecepatan tinggi dan skil yang tinggi, dan lap terakhirpun terjadi.
Disini pembalap no99 sedang memimpin lomba, dan disini terjadi duel merebutkan podium 1, setelah duel sengit itu terjadi pembalap dengan nomer punggung 99 pun menang.
Setelah balapan selesai aku beranjak dari kursi penooton menuju tempat parkir, setelah aku sampai ditempat parkir aku mau menaiki motorku, tapi aku mendengar suara orang yang memenggil nama ku.
Setelah kuliat ternyata bapak penjaga lapangan dengan seseorang lelaki yang tidak ku kenal, bapak penjagapun bicara padaku.
“Rafi ada yang ingin aku bicarakan dengan kamu”
“ia pak, ada apa yah”
Dengan perasaan ingin tau kuucapkan.
“bapak ini ingin bicara dengan kamu”
Bapak penjaga menujuk pria yang ada di seblahnya.
 Lelaki yang di sebelahnya ini tersa familiar bagiku, tapi dimana yah, orang ini seperti orang penting beliau menggunakan jas yang sangat rapi, bermata biru, agak berkumis, berambut pendek, agak sedikit gemuk, tinggi bada lumayan tinggi, bapak itu pun memperkenalkan diri sambil berjalan menju kursi yang ada di tempat parkir.
“nama saya Hardy, saya pemilik team race Razor, saya ingin merekrut kamu jadi pembalap saya”
Saat mendengar itu aku sangat tekejut dan senang, dan aku baru ingat ternyata aku pernah meliat beliau di TV pada saat beliau diwawancarai mengenai teamnya.
Tapi kenapa beliau mau mengajak aku jadi pembalapnya, beliaukan tidak pernah melihat aku balapan.
“saya RAFI ANJELOIES pak, tapi kenapa bapak mau mengajak saya jadi pembalapnya bapak, bapakan tidak pernah melihat saya balapan”
“ bapak boleh pangil kamu Rafi kan. Bapak memang benar tidak pernah melihat kamu balapan, tapi bapak pernah melihat kamu waktu kamu memakai balapan dilapangan ini”
“Ketika itu saya mau mengambil barang yang ketinggalan di tempat team bapak. Setelah saya melihat kamu, saya langsung ketempat penjaga”
“pada awalnya saya mau marah tapi ketika liat kemampuan kamu saya tertarik dan menyakan kepada penjaga siapa nama kamu, dan penjaga ini yang ngasih tau nama kamu, dan saya mau dipertemukan dengan kamu”
Ketika aku mendengar itu dari mulut pak Hardy aku sangat terkejut. Ternyata ada juga pemilik team race yang tertarik denganku.
“ia dek bapak Hardy sangat tertarik dengan ade”
Penjaga itu mengatakan dengan perasaan seakan membujuk aku.
“ia pak saya akan pikirkan lagi, tapi saya akan kasih kabar paling lamabat besok siang”
Itulah yang kukatakan dengan perasaan seakan tidak percaya becampur senag.
“ia gak apa-apa dek”
Itulah yang beliau katakana sambil memberikan kartu tanda pengenal. Mereka lalu meningagalkanku sendirian.

Aku masih berpikir kenapa beliau tertarik denganku, padahal aku biasa saja, tentu aku mersa senang dengan kejadian ini, karena ini memang jalalanku untuk jadi seorang pembalap.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP